Rute,
Harga, Contact, Akomodasi, Transportasi, Makanan, Dan Tips
(Every price is in IDR)
25
Mei 2013: JAKARTA
Pk. 16.00 tiba di Terminal
Rawamangun (Jakarta) – Wonosobo, Bis Sinar Jaya, nomornya:
Kantor Pusat
|
021-88333137
|
Rawamangun
|
081310665999
|
Tarif AC à 100.000*
Tarif non AC à 85.000*
* Tarif hari kedua Lebaran 2009
Tiket tidak bisa dipesan dari hari
sebelumnya, harus dibeli pada hari H.
Bis akan menunggu hingga penumpang
penuh, baru berangkat.
Pk. 17.30 bis berangkat, pake acara
mogok di jalan dan mampir2 restoran, baru tiba di Wonosobo sekitar pk. 06.00
pagi.
26
Mei 2013: DIENG
Pkl. 06.00 tiba di wonosobo, minta
di turunin di PLAZA (atau di Alun2), bilang aja sama sopirnya sebelum
berangkat.
Turun di sana, dan cari Bis Makro
menuju Dieng (biasanya ada kenek yang tawarin, atau tanya aja orang sekitar).
Mirip metromini kalo di Jakarta. Bis ini sangat banyak, beroperasi dari pagi hingga
sore pukul 6 sore kalo ga salah.
Bayar 10.000 per orang. Perjalanan
memakan waktu kurang lebih 45 menit. Minta diturunin di simpang 3 Dieng,
biasanya kenek udah tau kalo wisatawan berenti di situ.
Dengan backpack, disarankan
mengambil tempat di paling belakang agar tidak mengganggu yang laen, karena
sepanjang jalan nanti akan banyak penduduk yang akan turun naik bis membawa
barang dagangan.
Sepanjang perjalanan akan banyak
pemandangan indah.
Dari simpang 3 itu, langsung
terlihat penginapan Bu Djono (telp. 085227389949)
Tarif normal mulai dari 60rb hingga
ratusan ribu, ada yang WC dalam, dan WC luar, ada yang untuk 2 orang, ada yang
bisa menampung hingga 6 orang. Namun di sini semuanya ada air hangat, atau
minta direbusin juga bisa.
Penginapan Bu Djono = dilingkari
warna merah
Di sekitar sana banyak homestay,
berikut peta sederhana tentang objek di Dieng dan di sekitaran yang banyak
homestay.
Peta Dieng
Tips:
Ke Dieng jangan lupa bawa jaket
tebal, kupluk, kaos kaki, sepatu, dan sarung tangan.. Tapi kalo lupa, di pasar
dan tempat objek wisatanya juga banyak yang jual (sarung tangan cowok Rp.
7500,-)
Pk. 09.00 kami mulai beranjak.
Minta peta dan tanya aja objek
wisata sama penjaga hotelnya.
Hari ini kami memutuskan untuk jalan
kaki karena mempunyai waktu seharian.
Rute kami hari itu:
- Candi Arjuna (Tiket masuk untuk Candi Arjuna dan Kawah Sikidang, tarif Lebaran Rp.8000,- per orang, tarif normal non lebaran Rp. 6000,).
- Museum. Di sini, kami menyeruput Ronde Jahe dulu (Rp.5000,-), ronde Dieng pake emping, kalo yang lainnya kurang lebih sama dengan ronde umumnya
- Candi Bima
- Kawah Sikidang. Di sini, bibir kawah nya terlihat blup, blup, blup.. airnya itu ky mendidih, berwarna hitam, asap tak henti mengepul dari permukannya. Konon, ada beberapa orang pernah bunuh diri di kawah ini dengan berbagai motif, pada tahun 2000-an (lagi2 baca dari buku di Bu Jono). Bisa naik sampai ke atas bukitnya bila berminat.
- Di sini kami membeli Purwaceng, semacam obat khas dieng untuk menghangatkan tubuh. Beli di lokasi wisata akan menjadi mahal, yaitu sekitar 10rb per bungkus. Beli di warung aja, harganya 5rb per bungkus.
- Dari sana, menurut peta, harusnya kami lewat jalan raya melingkar dan ke Telaga Warna dulu baru ke Dieng Plateu Theater (DPT). Tapi, kami nyebrang lewat padang rumput (liat ceritanya di postingan lain), sehingga kami sampai di Dieng Plateu Theater (DPT) dulu. Tiket masuk gratis kecuali mau nonton film sejarah nya Dieng harus bayar lagi. (gw lupa berapa harganya)
- Dari sini, ada tangga pintas menuju Telaga Warna (sehingga kita ga perlu beli tiket masuk dari loket resmi tiket masuk Telaga Warna (Rp.2500,-), hihihi..
- Di Kompleks Telaga Warna ini juga ada objek lain yang bisa diliat, yaitu : Goa Semar, Goa Sumur, Goa Jaran, Telaga Pengilon.
- Dari Telaga Warna, keluar lewat pintu satu lagi, kita akan keluar di jalan raya. Dari situ, jalan aja lurus ke arah simpang 3 lagi.
- Kami tiba di hotel sore hari, langsung buru2 mandi takut kemaleman.
- Malam makan di hotel. Sekali makan kurang lebih belasan ribu kalau hemat dan ga pesen yang macem2 (udah termasuk minum, dan nasi)
Tips:
Ojek juga bisa kalau ke objek2
wisata ini, namun sebenernya bisa jalan kaki santai, karena hari masih panjang
dan udara dingin, sehingga kita tidak akan keringatan. Tapi bila diburu2 waktu
dan hanya bisa sehari di Dieng, sewa motor aja lebih ekonomis (di Bu Djono,
50rb per hari termasuk bensin)
27
Mei 2013.
Pagi ini diawali dengan Sunrise
tour, bangun pk.04.00, berangkat pk.04.30. Menurut info, biasanya
Rp.35.000,- aja, tapi menurut Mas Dwi, biasanya juga Rp. 50.000,- klo hari
biasa.
Tips:
Akalinnya (hope it works on you, krn
gw belum coba), sewa motor aja, dipake juga buat liat Golden Sunrise di Desa
Sembungan (desa tertinggi di Pulau Jawa).. Per hari Rp. 50.000,- (di
Bu Jono) untuk 1 motor, termasuk bensin, dari pagi hingga sebelum matahari
terbenam. Trus, tanya jalan aja (tapi hati-hati nyasar karena hari masih
gelap), atau ikutin (baca: nguntit) rombongan yang pegi ke sana.. Sampe sana
bayar tiket masuk Rp.2000,- dan parkir (untuk motor kyy Rp.1000,-).
Anyway, ada juga Silver Sunrise,
yang ini di kompleks Candi. Utk lengkapnya, tanya orang hotel aja.
Dalam perjalanan ke sana, kita akan
melewati Telaga Cebong di Desa Sembungan tersebut. Penduduknya 36%
bertanam kentang, katanya PT Indofood juga ada perkebunan di sini..
Sunrise yang terbit sekitar pukul
5.30, dengan kecepatan orang kota yang terengah2, hiking ke atas bukit/gunung
gitu memakan waktu sekitar 20-30 menit perjalanan. Jadi, disarankan, jangan
telat bangun, haha..
Sewaktu naik ke atas..
OH – MY – GOD..
Keren bangett.. How Great is Our
God.. Klo udah gini, kyy dunia tuh udah sempurna banget..
Lukisan
Sang Pencipta berlatar belakang Gunung,
beralaskan
kota Wonosobo,
berlapiskan
awan putih selembut kapas,
sinar
mentari merah merona malu-malu,
tercipta
bayangan hitam pepohonan pelengkap putihnya kabut tipis yang menjuntai dari
langit,
Perlahan..
perlahan..
Matahari
mengintip di balik awan, dan semakin naik, semakin besar, semakin bulat..
Finally..
The Golden
Sunrise raises itself to the world of human being…
Dari sini, kembali ke hotel, sudah
sekitar pk. 07.00. Pagi, ga usah mandi deh.. haha..
Kami hari ini memutuskan untuk
menyewa motor dan menjelajahi tempat yang tak terjelajah dengan berjalan kaki,
yaitu:
- Perkebunan teh/Agrowisata Tambi (tnyt jauh dr Dieng, ini mah udah mau sampe Wonosobo lagi) à kalo mau ikut ibu2 metik teh, biasanya up to 10 AM.
- Tadinya pas naik ke Dieng, mau mampur dulu ke Mata Air Tuk Bimolukar. Tapi ternyata jalan di situ ga ada utk parkir motor, jd ga jadi deh. Disarankan kalo mau ke situ, jalan kaki aja, deket kok dari Bu Djono.
- Naik lagi ke Dieng, ke Kawah Sileri (lagi2 sebelum pergi, minta dibuatin peta sama Mas Dwi).
- Jangan lupa makan Mi Ongklok (mi khas wonosobo, dimakan bersama sate sapi, yummy.. enak jg ..) à lokasi liat di peta
- Ke Hot Spring Pulasari (belum dibuka untuk umum). Ternyata tempatnya ky di sungai gitu, ada belerangnya mgkn j dada uapnya gitu. Biasa sering digunakan penduduk setempat untuk mandi, jd usahakan jangan pergi terlalu sore.
- Di sekitarnya ada lagi objek wisata lain, seperti: Goa, Curug, dll. Tapi hari sudah sore, dan sempat gerimis, sehingga tidak memungkinkan untuk kami meng-explore lebih jauh.
- Pulang, pulaaanggg..
Malamnya minta tolong dianterin tukang
ojek ke Pak Lurah, beliau jual oleh2.
Tips: Siapkan budget untuk ini,
jgn sampai kehabisan cash !!!
by. Yahya Astiar
0 komentar:
Posting Komentar